Wednesday 16 December 2015

Puisi perpisahan yang mengharukan



Puisi perpisahan yang mengharukan

Catatan Perpisahan

Kasih..,
hujan yang turun
mengguyur kota kita senja tadi
tak mampu menyirami hatiku
yang kering karena duka

sepertinya ada kemarau panjang di hatiku
mungkin sepanjang jarak dan waktu
yang mengiringi perpisahan ini

ketika jemari tak sanggup lagi menggenggam
ketika peluk hanya melingkar di ruang kosong
hanya lengang kehilangan
dan kesendirian yang bisu

kekasihku..,
Desember kita yang kelabu
Januari kita yang biru
kini bungkam dalam catatanku

Aku Pergi

Ku pergi melangkah mengangkat kakiku
Meninggalkan gadisku yang telah membisu
Yang aku buta rasa juga hatiku
Ketenangan yang ku rasa ataukah bimbang menderu
Kesenangan yang ku dapat ataukah tampak sedihku
Yang terus dan terus tak berlalu

Biarlah… ku pergi menjauh
Membawa sisa yakinku
Kelak ku temukan asaku
Yang terselip di balik dedaunan
Pepohonan ditepi jalan

Senja Merah Jambu

Di senja merah jambu
yang merona seperti pipimu

aku pernah menaburkan mimpi
kau pun menyandarkan harapan bukan?
dan kita sama-sama mengumbar kemesraan

lalu mendung menggulung
satu lagi kemesraan yang robek
dalam gerimis
sementara aku belum mencatatnya sebagai kenangan

sementara kau masih saja menyalahkan waktu
dan aku memaki gurat-gurat takdir

Ah,
inilah cinta kita
serpihan mimpi yang kuhamburkan
mungkin sebagai kenangan yang luput dari ingatan

Pintu Perpisahan

Untung tak bisa diraih
Malang tak bisa ditolak
Seperti juga siang dan malam
Pertemuan dan perpisahan
adalah pasangan dalam kehidupan

bahagia dan derita
adalah dua sisi
dari koin yang samatapi
aku tak berani mengundi diri

semua kemungkinan terbuka
seperti pintu terbuka
bagi perpisahan ini

No comments: